Dibantu
Dermawan California
SMP Swastika Karya merupakan sekolah swasta tertua di
Jembrana. Berdiri sejak 1962, sekolah yang dipimpin Dra. Sudarijah berjuang
keras mengukir prestise terbaik sebagai upaya menyejajarkan diri dengan sekolah
negeri lainnya. ”Kami akui, prestise sekolah kami di mata masyarakat masih jauh
dibawah dibandingkan dengan sekolah negeri yang bergelar SSN atau pun SBI.
Tetapi, kalau dibandingkan dengan sekolah swasta lainnya di Jembrana, anima
jumlah murid SMP Swastika karya ini terbesar, mencapai 223 kepala untuk tahun
ajaran baru ini,”ungkap kepala sekolah Dra. Sudarijah ketika disambangi media
ini di
Saat Ekspresi mampir, Sabtu, 27 Agustus lalu, sekolah yang berlokasi
di Jalan Rajawali No. 3 Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Negara tengah
menerima tamu istimewa. Ada dermawan remaja San Jose, California, USA Ni Putu
Dewi Ayu Vanessa Subana ditemani neneknya Tina Subana menyerahkan bantuan
sosial berupa uang tunai Rp 7,5 juta plus bonus sebuah sepeda gayung.
Dana itu dihibahkan kepada 23 murid yatim-piatu, 20
murid piatu, dan 20 murid yatim yang masing-masing mendapatkan sebesar
Rp.100.000,00. Dua siswa yang kurang mampu di sekolah itu juga diberikan
beasiswa selama satu tahun, masing-masing dengan nilai Rp. 600.000. Salah satu
diantara murid yang kurang mampu tersebut bernama I Putu Adi Sanjaya diberikan bonus
sepeda gayung guna meringankan bebannya ketika pulang pergi sekolah lantaran
mengidap sakit jantung (jantung bocor).
”Berapa pun besarnya bansos yan g diberikan kepada
keluarga besar SMP Swastika Karya, saya mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya. Bantuan ini jarang sekali ada, apalagi dari pihak luar
negeri. Tentu kami bersyukur. Dan apa yang akan kami dapatkan semoga berguna
berguna untuk masa depan pedidikan anak didik kami di masa mendatang”, ungkap
Kasek Sudarijah.
SMP Swastika Karya pada tahun ajaran ini menginput
sebanyak dua rombongan belajar (rombel) untuk kelas VII, menurun jumlahnya
dengan tahun lalu yang mencapai tiga rombel. Krisis perhatian dari masyarakat
menjadi beban berat yang harus ditopang SMP Swastika Karya. Bagaimana tidak,
sekolah ini terlanjur dipandang sebelah mata. Mereka menganggap SMP Swastika
Karya hanya dihuni ”siswa buangan” yang tidak diterima di sekolah negeri. Tapi
tentunya, ini tidak membuat SMP Swastika Karya berkecil hati. Semangat juang
anak didik, kinerja guru, prestasi serta meningkatkan mutu pendidikan di bidang
akademik dan non akademik masih berkibar di sekolah yang berdiri di atas lahan
seluas 3150. Prestasinya antara lain, meraih juara 3 lomba rindik tingkat
provinsi tahun 2009, juara I TIK se-Kabupaten Jembrana tahun 2009, hingga
beberapa kali meraih juara pada lomba PMR. Bahkan beberapa siswanya merupakan
atlet yang pernah bersaing di tingkat nasional. emagz / Yuli Astari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar