Selasa, 13 Maret 2012

SMP SWASTIKA KARYA – NEGARA


Dibantu Dermawan California

SMP Swastika Karya merupakan sekolah swasta tertua di Jembrana. Berdiri sejak 1962, sekolah yang dipimpin Dra. Sudarijah berjuang keras mengukir prestise terbaik sebagai upaya menyejajarkan diri dengan sekolah negeri lainnya. ”Kami akui, prestise sekolah kami di mata masyarakat masih jauh dibawah dibandingkan dengan sekolah negeri yang bergelar SSN atau pun SBI. Tetapi, kalau dibandingkan dengan sekolah swasta lainnya di Jembrana, anima jumlah murid SMP Swastika karya ini terbesar, mencapai 223 kepala untuk tahun ajaran baru ini,”ungkap kepala sekolah Dra. Sudarijah ketika disambangi media ini di
Saat Ekspresi mampir,  Sabtu, 27 Agustus lalu, sekolah yang berlokasi di Jalan Rajawali No. 3 Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Negara tengah menerima tamu istimewa. Ada dermawan remaja San Jose, California, USA Ni Putu Dewi Ayu Vanessa Subana ditemani neneknya Tina Subana menyerahkan bantuan sosial berupa uang tunai Rp 7,5 juta plus bonus sebuah sepeda gayung.

Dana itu dihibahkan kepada 23 murid yatim-piatu, 20 murid piatu, dan 20 murid yatim yang masing-masing mendapatkan sebesar Rp.100.000,00. Dua siswa yang kurang mampu di sekolah itu juga diberikan beasiswa selama satu tahun, masing-masing dengan nilai Rp. 600.000. Salah satu diantara murid yang kurang mampu tersebut bernama I Putu Adi Sanjaya diberikan bonus sepeda gayung guna meringankan bebannya ketika pulang pergi sekolah lantaran mengidap sakit jantung (jantung bocor).

”Berapa pun besarnya bansos yan g diberikan kepada keluarga besar SMP Swastika Karya, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Bantuan ini jarang sekali ada, apalagi dari pihak luar negeri. Tentu kami bersyukur. Dan apa yang akan kami dapatkan semoga berguna berguna untuk masa depan pedidikan anak didik kami di masa mendatang”, ungkap Kasek Sudarijah.

SMP Swastika Karya pada tahun ajaran ini menginput sebanyak dua rombongan belajar (rombel) untuk kelas VII, menurun jumlahnya dengan tahun lalu yang mencapai tiga rombel. Krisis perhatian dari masyarakat menjadi beban berat yang harus ditopang SMP Swastika Karya. Bagaimana tidak, sekolah ini terlanjur dipandang sebelah mata. Mereka menganggap SMP Swastika Karya hanya dihuni ”siswa buangan” yang tidak diterima di sekolah negeri. Tapi tentunya, ini tidak membuat SMP Swastika Karya berkecil hati. Semangat juang anak didik, kinerja guru, prestasi serta meningkatkan mutu pendidikan di bidang akademik dan non akademik masih berkibar di sekolah yang berdiri di atas lahan seluas 3150. Prestasinya antara lain, meraih juara 3 lomba rindik tingkat provinsi tahun 2009, juara I TIK se-Kabupaten Jembrana tahun 2009, hingga beberapa kali meraih juara pada lomba PMR. Bahkan beberapa siswanya merupakan atlet yang pernah bersaing di tingkat nasional. emagz / Yuli Astari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar