Jumat, 02 Maret 2012

SD NEGERI 1 MENDOYO DAUH TUKAD, MENDOYO





MAJU MENJADI SEKOLAH BERBUDAYA BERNAFASKAN BALI


Matahari pagi mulai panas. Bau asap kendaraan pun mulai mengganggu pernafasan di salah satu ruas jalan Desa Mendoyo Dauh Tukad. Namun, cahaya matahari pagi yang sedikit menyengat kulit itu seketika sirna ketika memasuki halaman SD Negeri 1 Mendoyo Dauh Tukad.

Demikianlah pohon-pohon besar yang tumbuh di sekitar hutan sekolah, kebun sekolah, hingga taman yang mengelilingi areal sekolah mengambil perannya. Seolah payung raksasa, pohon-pohon itu melindungi segenap penghuni sekolah yang berlokasi di Dusun Tengah, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, mengurangi panasnya cuaca hingga menyerap karbon dioksida yang tak ramah lingkungan dari asap kendaraan yang melintas.

Penataan hutan sekolah dan kebun sekolah dengan 50 jenis tanaman dilakukan dengan memperhatikan estetika lingkungan. Lalu terciptalah sebuah lingkungan yang apik dan asri, menyatu dalam satu kesatuan yang utuh, menjadi sekolah berbudaya lingkungan. Dalam konteks ini, sekolah dasar dengan lahan seluas 80 are ini pernah dinobatkan sebagai model sekolah berbudaya lingkungan (SBL) pada tahun 2003. Potret sekolah yang sedemikian rupa itu pun sempat menggiring sekolah ini menduduki juara pertama dalam lomba perindangan sekolah tingkat nasional pada tahun 2003.

Gelar sebagai sekolah dasar berbudaya lingkungan itu tiada berarti jika tidak diiringi dengan upaya pemeliharan secara berkesinambungan. Inilah yang disadari betul seluruh penghuni sekolah, seperti yang dijumpai Bali Bicara saat menyambangi sekolah yang berdiri sejak 1 Agustus 1957, beberapa waktu lalu.

“Pembersihan setiap pagi secara rutin dilakukan. Kami akan terus menggenjot kebersihan lingkungan sekolah, apalagi September mendatang sekolah kami akan mewakili Jembrana untuk lomba UKS tingkat provinsi. Kami siap dan akan tetap berusaha mempersembahkan yang terbaik untuk Kabupaten Jembrana,” ujar kepala sekolah Gusti A. Putu Suwardani, S.Pd.SD. Lantas, sudah sejauh mana persiapannya?

Lain halnya dengan sekolah dasar pada umumnya, dari sarana hingga prasarana persiapan lomba UKS boleh dikatakan sekolah ini sudah kompeten di bidangnya. Dokter kecil pun telah siap. Suwardani menerangkan, dokter kecil inilah yang lebih banyak aktif dan bergerak untuk merawat atau mengobati siswa-siswi yang sakit saat berada di ruang lingkup sekolah. Selain itu, dokter kecil pun bertugas menyosialisasikan tentang bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS.

“Dokter kecil ini setiap hari secara rutin harus turun ke lapangan. Tugas mereka juga diarahkan ke dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Di sini ada 10 KK dokter kecil, masing-masing terdiri atas lima dokter kecil,” jelasnya.

Di dalam menjaga kesehatan sekolah yang berdiri di sebelah Kantor Desa Mendoyo Dauh Tukad, siswa-siswi dibiasakan berperilaku positif seperti membuang sampah pada tempatnya. Di samping itu, kebiasaan dalam mengucapkan panganjali umat pun tidak ketinggalan. Ini pula yang dirasakan Bali Bicara ketika berkeliling halaman sekolah. Satu persatu siswa-siswi menyambut dengan panganjali umat Hindu, Om Swastiastu. Sungguh, sekolah ini diarahkan untuk menjadi sekolah yang berbudaya bernafaskan Bali.

Menyinggung potret sekolah dasar ini, sebelum terbitnya SK penggabungan nama sekolah antara SDN 1 Mendoyo Dauh Tukad dengan SDN 2 Mendoyo Dauh Tukad, kedua sekolah ini diatas namakan secara terpisah, meski masih berada di dalam satu areal. Kemudian terbitlah SK No. 569 tahun 2002 tentang penggabungan (regrouping) sekolah dasar se-Kabupaten Jembrana tahun ajaran 2002/2003. Sekolah dasar ini juga satu halaman dengan TK Balita Mekar Mendoyo Dauh Tukad sejak 21 Agustus 1983.

Sejak penggabungan itu, sekolah ini menjadi sekolah dasar terluas dan anak didik terbanyak dibandingkan sekolah dasar lainnya di Desa Mendoyo Dauh Tukad. Praktis dari kondisi tersebut, ruang kelas serta guru pengajar pun berlipat ganda pula. Adapun guru sekolah beserta seorang kepala sekolah dan staff TU seluruhnya berjumlah 15 orang dan ada 12 rombongan belajar (rombel).

Dengan banyaknya peserta didik, kiranya pihak sekolah tidak lagi kelimpungan merekrut siswa-siswi terbaik. Sejauh ini SD Negeri 1 Mendoyo Dauh Tukad telah berhasil mencetak dan menjajal kemampuan siswa-siswinya dalam beberapa lomba pada tingkat kabupaten. Tiga diantaranya berhasil meraih juara pertama dalam lomba MIPA tingkat kabupaten, juara pertama lomba Menulis Aksara Bali, dan juara tiga Mesatua Bali. Pengimbangan proses pembelajaran akademik pun dilakukan, melalui kegiatan ekstra musik, geguritan, pramuka, dan karate setiap Sabtu. “Semoga saja sekolah ini makin dikenal masyarakat luas,” tukas Suwardani.bali bicara/yuli astari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar